Malam hari ini tidak seperti biasanya, aktifitas tadarusan/semaan Al-Qur'an yang laki-laki dari segi jumlahnya sungguh memprihatinkan. Biasanya bisa sampai 7 orang laki-laki, tapi malam hari ini hanya 4 orang saja. Berbeda dengan yang perempuan remaja ada banyak dan khusus semaan ibu-ibu juga cukup ramai.
Ya Allah... Saya bertanya dalam hati saya, apakah ini sudah benar-benar akhir zaman dimana semangat untuk menjalankan ibadah dan perintah agama sudah tak malu lagi diabaikan. Lihat jumlah yang ikut tadarus, astaghfirullah. Saya mengelus dada.
Jumlah laki-laki di dusun dari tiga rukun tetangga ada banyak. Namun, yang ikut semaan tadarusan di Masjid Nur Islam sedikit sekali, sangat timpang jumlahnya. Apakah ketidakikutsertaan mereka karena sibuk urusan pribadi? Urusan dunia? Apakah karena tidak bisa baca? Alangkah sayang di bulan suci ramadhan ini kalau tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah. Semoga itu hanya khayalan saya belaka, saya berkhusnudzon keadaan tidak seperti yang saya pikirkan.
Di luar pikiran neko-neko tersebut saya mendapat pelajaran berharga, bisa dibilang hikmah. Ada seorang anak kecil sebut saja Bani, dia paling kecil diantara kami laki-laki yang semaan. Semangatnya membuat saya terharu. Masih ada anak dengan inisiatif sendiri ikut tadarusan. Masya Allah. Entah apa yang memotivasinya yang jelas ini perlu diapresiasi. Benar-benar sebagai pelega hati saya ada si Bani ini, di pundaknyalah tertumpu harapan-harapan generasi saya untuk perbaikan kedepan. Semoga si Bani ini tetap istiqomah. Amin.
Lihat senyumnya...
Semangatnya....
Walaupun sendirian, tidak takut! Dia berani tampil untukmu Ya Allah, sebagai ekspresi kehambaannya.
Semoga kelak dia menjadi anak yang bisa menjadi teladan di antara kami dan kita semua.
0 comments:
Post a Comment